Archive for the 'fan fiction' Category

28
Apr
13

couple? end

Author          : gaiddis

Judul            : take amiss IIend(couple ?)

Kategori       : ( NC 17, yadong/yaoi) 2shoot.

Cast             : Sung min

                      Kyu hyun

                      Donghae

                      Eunhyuk

Hai, aku nongol lagi. Silahkan baca yang lanjutannya. Aku harap tak mengecewakan. Dag dig dug rasanya. Okeh. Silakan menikmati. Sekali lagi aku ucapkan semangat . . . .  semangat . . .  semangat ngeyadong #plakkkk

                                                                                                                                                           

Kejuaraan pun di mulai. Suasananya riuh ramai, penuh dengan teriakan penyemangat. Dari setiap  sekolah untuk menyemangati pejuangnya. Sungmin juga sama, bahkan lebih ramai karena ada yang membawa seperangkat perkusi untuk lebih menghebohkan suasana dan memberi semangat lebih. Tapi sayang, orang yang ia harapkan tak terlihat. Padahal ia sangat berharap. Dan Sungmin menjadi juara pertamanya. Tanpa sepengatahuan Sungmin. Kyu ternyata monontonnya duduk di pojokan. Kyu yakin bahwa Sungmin tidak bisa melihatnya. Haruskah kau segengsi itu Kyu. Tunjukkan dirimu dan berilah selamat secara langsung. Saat pengumuman menjadi juara ia pun menyaksikannya. Kristal bening pun kini bertengger di ujung mata indahnya.

 

 

Ia duduk termangu di perpustakaan. Membaca buku yang entah bisa ia cerna atau tidak. Atau hanya berjalan sekilas di pikirannya dan langsung luntur saat ia kembali mengingat Sungmin. Hatinya ragu untuk menemuinya secara langsung. Sudah menunjukkan pukul  7 malam. Ia msih saja santai duduk mengahadapi bukunya dan sepertinya tak bemaksud untuk pulang. Kyu  sudah mendapatkan aksese penuh, karena telah mengajukan diri untuk membereskan perpus pada hari ini.

Ponselnya berbunyi. Ternyata ada sms dari Sungmin.

Kau di mana? Temui aku di kolam renang. Tolong jangan menghindariku lagi.

Melihat pesan itu ia hanya menghembuskan nafas dan menaruh ponsel tersebut di antara tumpukan buku-buku itu. Bingung haruskah ia menemui nya. Rasa canggung masih saja menggelayut di benaknya. Perasaan tak enak hati membuatnya merasa ragu untuk menemui Sungmin. Kembali diam dan menatap buku tak. Di sentuhnya saja tidak, apalagi di baca. Pikirannya bertumpuk tak ubahnya tumpukan buku yang ada di depannya.

Eunhyuk manusia tak karuan melihat ruang perpus dalam ke adaan lampu masih menyala, dan melihat Kyu yang duduk dengan wajah tak tentu.

“hei, kau masih di sini? Sungmin sedang menunggumu.”

“Berbaikannlah dengannya. Entah masalahnya apa, tapi sudahi semua ini.”. masalah mereka sudah terendus oleh Eunhyuk. Ia memang tak tau masalah apa yang sedang terjadi di antara mereka. Perasaan ingin membatupun muncul dalam dirinya.

Melihat Eunhyuk yang menhampirinya, pikirannya semakin tak karuan. Di sentuhnya tangan Eunhyuk pelan.

“ada apa?” Eunhyuk menyentuh tangan Kyu hyun balik.

“bantu aku membereskan semua ini.”

 

Di tapakinya ubin batu satu persatu, tanpa sadar menuju gedung kolam renang. Di lihatnya air yang berkeciak di sana. Sungmin ternyata masih asik di dalam air.

Sejak kapan? Apa sejak ia mengirim pesan padaku. Kira-kira itu dua jam yang lalu. Ia berkata dalam benaknya. Sungmin yang berada di tengah kolam melihat Kyu yang kini sendang berdiri melihatnya.

“Kyu .. . ,.” Senyumnya lebar dan melambaikan tangan, “terimakasih sudah mau menemuiku.” Ucapnya masih berada di tengah kolam. Ia berenang di bagian kolan yang dalam. Terus mengapung dengan menggerakan kaki dan tangannya.

“menepilah.” Teriak Kyu pelan. Namun tak langsung di dengar oleh Sungmin. Ia masih saja berada di sana. “cepat menepi, sejak kapan kau di sana?”

“sejak tadi, aku kan sudah bilang. Aku menunggumu di kolam.”

Kyu hanya terkaget melihat jawaban dari Sungmin. Tapi dia malah santai terus tersenyum.

“cepat menepilah, nanti kau kedinginan.”

“aku akan menepi, jika kau memaafkanku.”

“sudah, cepat menepi dulu.” Kini Kyu memaksa, tapi sungguh Sungmin pun tak mau mendengarnya.

“hari ini, seperti janjiku padamu, aku memenangkannya. Kau tau, kolam renangnya begitu besar, gedungnya jauh lebih megah dari ini. Aku berjuang keras Kyu. Aku menghadiahkan kemenangan ini untukmu. Tolong maaf kan aku.”

Mendengar kata-kata itu Kyu pun terharu. Haru yang sejenak meluluhkan rasa kesalnya.

“gomawa, sudah ayo cepat menepi.”

“kau mau memaafkanku, aku akan menggantinya. Membelikanmu psp yang baru.”

“iya aku memaafkanmu. Cepat naik.” Terus menyuruh Sungmin untuk segera menepi. “ aku juga minta Maaf karena menghindarimu selama ini.  . . ..” iya tersenyum dan semua sepertinya sudah selesai. “cepat menepi”

Sungmin sumringah ia, senang. Dan menjejak-jejak air semakin keras. Ia berenang dan bermaksud menepi. Tapi kakinya kram. Tak bisa di gerakkan. Badannya menjadi bergerak tak karuan. Menyembul dan tenggelam.

“Kyu . . .mmm m.mhhh”

Kyu panik, melihat Sungmin seperti itu. Kyu berusaha menolong tapi tak mungkin. Karena ia tak bisa berenang. Apalagi Sungmin kini berada di bagian kolam yang dalam. Sungmin terus memanggil nama Kyu dengan suara terputus-putus. Kyu pun mencari sesuatu yang bisa membuat Sungmin mengapung. Ia melihat di ujung sana sebuah pelampung berbentuk ban besar. Ia berlari dan mengambilnya dan kemudian langsung melempar pelampung ke dalam air. Tapi Sungmin sudah tidak ada di sana. Ia tak terlihat lagi.

“kya . . Sungmin . .” ia berteriak kalut. Tak mendapati kekasihnya.

Ia ingin menceburkan diri. Tapi untuk apa. Mati bersama? Ia hanya memanggil nama Sungmin sambil terus memanggil. Berharap Sungmin bisa kembali ke permukaan dan mengambil pelampungnya.

“SUNG MIN ,, , “ ia berteriak dan linangan air mata menyusuri pipi halusnya. Berteriak dan berteriak.

Dan tiba-tiba Sungmin menyembul tepat di depannya yang membuat ia terkaget. Sungmin malah tertawa, tapi langsung terdiam saat melihat Kyu mandi air mata. Ia menyeka air mata Kyu. Tangannya yang basah dan dingin.

“uljima . .”

Kyu pun langsung menepis tangan Sungmin.

“kau mempermainkanku?” Isaknya berhenti. “kau yang membuatku menarik lagi kata-kataku. Tahukah kau, jika aku begitu ketakutan?”

Kyu berdiri dan hendak pergi.

“Kyu, mianhae. Aku hanya berguarau.”

“ini tidak lucu.”

“mianhae . . .”

“tenggelamlah dan jangan muncul kembali kepermukaan. Maka aku akan memaafkanmu.”

Susana yang hampir saja menghangat kembali menegang.

“Kyu. . . .” Sungmin memanggil namanya dan Kyu pun menoleh.

Menatap kyu pilu. Sepertinya sudah tak ada harap.

“benarkah kau akan memaafkanku.” Ucapnya lemas namun dengan penuh keyakinan.

“ne. Jangan pernah kembali kepermukaan.”langsung pergi dan membawa semua amarahnya.

Sungmin tak tau harus bagaimana, melangkah maju hanya ingin bergerak. Batinnya, hatinya mengerakkan tubuhnya. Refleks yang mengerikan. Kakinya Menginjak tepat di batas kolam yang lebih dalam. Galau , air maatanya mengalir. Karena perbuatan konyolnya, ia malah semakin memperparah kedaan.

“gomawa Kyu, jika dengan begini kau bisa memaafkanku.”

Perlahan ia menenggelamkan diri kedalam air. Menutup matanya. Air kini menelan dagunya, bibirnya, hidungnya, matanya, keningnya dan akhirnya tak terlihat sama sekali. Masuk kedalam air sepenuhnya.

 

ia tak habis pikir dengan apa yang di lakukan Sungmin.

Apa yang dia pikirkan. Baru saja aku memaafkannya, ia sudah membuat aku marah lagi. Teriaknya dalam hati. Di tengoknya langit gelap nan hitam. Bulan tak terlihat, membuat taburan bintang menari dengan jelas di angkasa sana. Eunhyuk kembali memanggilnya, berjalan  bergandengan dengan Donghae.

“Kyu, Sungmin mana? Dia sudah pulang?”

Tanya Donghae sambil menepuk bahunya.

“kau tidak menemuinya? Sepertinya dia sudah pulang. Tadi ku tengok kolam renang tak ada siapapun.”

Kyu hanya terdiam.

Tenggelamlah dan jangan muncul kembali ke permukaan

“Anak bodoh itu, jangan-jangan dia.”  Kyu langsung berlari.

“Kyu hyun sii, kau kenapa?” berteriak memanggilnya, tapi sepertinya tak di dengar.

“sudahlah, ayo kita pulang.” Donghae mengajak dan menarik tangan Eunhyuk.

Sesampainya di sana, tak ditemui sosok Sungmin. Ia berlari menyalakan lampu kolam agar pandangannya lebih jelas untuk menyisir seluruh tempat. Tapi sayang, listrik tak bersahabat dengannya. Stop kontak yang ia pijit tak juga membuat lampu menyala.

Di telanjanginya kolam yang tenang. Melihat kesemua bagian.

“SUNGMIN , . . .” ia meneriakkan namanya. Di lihatnya jam tangannya kini. Kira-kira hampir 6 menit sejak ia meninggalkan Sungmin sendiri di sini. Berlari mengelilingi kolam sambil memanggil namanya. Tapi tak ada sautan. Ia pun langsung masuk ke dalam kolam. Kolam yang tak terlalu dalam.

“Sungmin ,. . . kau dimana . .keluarlah.” teriaknya makin tak jelas. Kerena begitu lemas. Pikirannya kalut. Hal yang mengerikan berjuntai di pikirannya. Tangisnya pecah. Ia memasukkan diri kedalam air dan berusaha melihat  ke dalamnya. Tapi percuma tak terlihat apapun. Karena gedung kolam dalam ke adaan gelap, lampu tak menyala. Berkali-kali ia memanggil. Diliriknya lagi jam tangannya. 10 menit. Ini gila.

Ia berjalan menyusuri kolam, kini kakinya berada di batas menuju kolam yang lebih dalam. Tanpa pikir panjang ia langsung masuk kedalam sana. Pikirannya semakin tak karuan memikirkan kemungkinan Sungmin berada di dasar kolam yang dalam.

Saat ia berusaha untuk masuk ke dalam air. Muncul dari dasar sesosok tubuh yang kemudian erat memeluk tubuhnya dan bersama-sama muncul ke permukaan.

Nafas kedua sama-sama tak beraturan. Melihat satu sama lain. Sungmin, bocah yang membuat jantungnya copot itu kemudian Kyu memeluk Sungmin lebih erat dan mutiara bening mengalir dengan deras.

“babo, kau babo. Jukolle?”

“kau membuat aku menunggu begitu lama. Uhuk uhuk . . .. . . Hampir aku benar-benar kehilangan nafas di sana.”

“babo, michyeota. Jangan membuatku takut lagi.”

Sungmin memeluk dengan erat dan jelas sekali ia menggigil dengan hebat. Dua jam di dalam kolam dan 10 menit menyelam tanpa timbul ke permukaan.  Di sentuhnya pelan pipi Sungmin yang kini terlihat begitu pucat dan biru. Kyu mencium pelan bibir manis Sungmin yang gemetaran.

Ia menangis dan menuntun Sungmin ke tepian. Tak kuat melihatnya yang kini begitu menggigil kedinginan.

Sungmin rebah di pinggiran kolam. Nafasnya begitu berat. Tak merespons apapun yang dikatakan oleh Kyu. Namun tangannya memegang Kyu begitu erat.

Badannya terasa dingin sekarang. Matanya terbuka, tapi sekali lagi. Ia tak merespon.

“Sungmin, Sungmin . . . kau bisa mendengarku? Sungmin katakan sesuatu.”

Kyu benar-benar takut sekarang.

“cium aku.” Begitu pelan, namun jelas terdengar oleh Kyu.

“mwo?”

“cium aku.”

Kyu tertawa, dengan air mata yang masih membasahi wajahnya. Orang yang sedari tadi membuat khawatir malah berkata seperti itu.

“babo, babo.”

“aku bilang cium aku. Bukan mengataiku.”

Tubuh Sungmin masih terbaring. Kyu terduduk di sampingnya memagang tangan Sungmin erat. Meskipun tak begitu megerti dengan permintaan Sungmin. Ia pun melakukannya. Mendekatkan wajahnya, menatap lembut namjacingunya. Di ciumnya pelan bibir Sungmin. Tapi Sungmin langsung menyambar, melumat habis dan begitu kasar. Menghisap bibir bawah Kyuhyun yang membuatnya membuka mulut. Lidah Sungmin melumat isi mulut Kyu dengan liar. Lidah mereka bertautan, meski Kyuu hanya diam tak membalas. Membiarkan Sungmin melakukan sesukanya kepada dirinya. Tangan Sungmin kencang menyentuh leher Kyu. Memaksa agar tak lepas darinya. Kyu tak berusaha untuk berontak. Terus begitu dan cukup lama.

Kyu menghentikannya. Menjauhkan wajahnya.

“mwo, kau tidak mau melakukannya denganku?”

Sungmin bangun, duduk menghadap dan menatap Kyu. Berusaha untuk menciumnya  kembali, tapi Kyu menepisnya.

“hentikan, atur nafasmu dulu. Kau menyelam selama itu. Kita masih bisa melakukannya lain waktu. Istirahatlah. Nafasmu masih tak beraturan seperti itu.”

Kyu menyelimuti Sungmin dengan handuk menghangatkannya. Tak peduli dengan kondisinya sekarang ini. Bajunya basah kuyup. Karena menceburkan diri ke dalam air dengan pakaian lengkap, plus sepatu yang kini pasti begitu dingin menekan kaki-kakinya.

“bahkan switerpun tak kau lepas. Cckk cckk ckkk?” sambil menggelangkan kepalanya. Memperhatikan kondisi pakaian Kyuhyun yang basah kuyup.

“tak ada pikiran untuk itu.” Berkata dan seolah wajahnya mengatakan semua karena mu.  “Yang ada hanya panik karena kau tak terlihat di dalam sana.” Wajahnya masih menyiratkan rasa khawatir.

“lalu sekarang bagaimana?”

“kau ada baju bukan. Cepat pakai sana. Buat tubuhmu hangat.” Tak tega melihat Sungmin yang hanya memakai celana renang.

“lalu kau sendiri bagaimana?”

“jangan pikirkan aku, cepat sana pakai bajumu.”

“kau juga basah.”

“cepat pakai bajumu.” Kyu menyentak. Sungmin hanya menurut.

Sungmin memakai pakaiannya lengkap dengan celana panjang dan kaus. Ia berniat memberikan sweeternya pada Kyu, tapi Kyu menolak.

“lepas pakaiannmu. Itu kan basah.”

Pada akhirnya Kyu menanggalkan semua pakaiannya. Dan kini hanya selembar handuk yang menutupi bagian bawahnya. Itu juga hanya sebatas paha. Sungmin memaksa agar kyu mau memakai sweeter milikya. Tapi lagi lagi ia menolak.

Mereka duduk bersebelahan. Berhimpit, kyu agak malu sebenarnya. Tapi karena yang ada di sampingnya sungmin membuatnya agak sedikit tenang. Kyu rasa, sungmin jauh lebih kedinginan dari pada dirinya. Sungmin berusaha membagi kehangatan mengeratkan pelukannya di lingkar pinggang cingunya. Please sungmin, itu sepertinya tak memberi kehangatan pada kyu.

“aku minta eunhyuk untuk membawa baju kemari.”

“eunhyuk?” agak sedikit kaget.

“iya, agar kita bisa pulang. Tanpa busana begini. Cckkk ckkk. Kau pakai bokserku saja. Itu akan lebih baik.” Melirik bagian paha kyu yang jelas terlihat putih.

“tidak usah, kita tunggu eunhyuk saja.”

Sungmin merubah posisi duduknya, ia duduk di bagian undakan yang satu tingkat lebih tinggi dari kyu hyun. Tepat di belakangnya. Ia memeluk kyu dan kedua tangannya  merengkuh tangan kyu, sama-sama memeluk tubuh kyu.

“apa kau merasa hangat?”

“ya, lebih baik dari tadi.”

“syukurlah.”

Mereka berdua saling tersenyum. Wajah sungmin kini tertumpu di pundak kyu. Pelukan mereka pun semakin erat. Mencium leher kyu dan kembali menenggerkan wajahnya.

“mianhae.”

“berhenti meminta maaf.”

“tapi psp mu rusakkan? Itu semua salahku. Karena aku yang menyenggolnya dan membuatnya jatuh ke dalam kolam renang.”

“iya, memang kau yang membuatnya terjatuh. Tapi apa dengan kau terus meminta maaf, psp nya akan hidup kembali?”

Ya, memang tidak. Pikir sungmin dalam benaknya. Susananya temaram, hanya sinar malam yang tak begitu terang masuk lewat jendela fentilasi. Menerangi mereka, meski tak begitu terang. Keremangan yang memberikan ruang bagi mereka. Mengutarakn semuanya. Meluruskan semuanya. Dan melegakan semuanya.

# # #

Eunhyuk langsung ambruk menjatuhkan tubuh kurusnya di atas ranjang. Mengguling-guling dan ingin segera tidur.

“kya, mandi dulu. Kau belum mandi.”

Teriak donghea pada eunhyuk. Eunhyuk tak peduli. Tapi donghae malah terus berteriak padanya.

“kau saja mandi duluan. Baru aku.”

“kau ini, ayo mandi . . . atau . . .  kita mandi bersama saja.” Donghae berkata sambil menyeringai. Dan mendekati tubuh eunhyuk yang tidur menghadap tembok, membelakangi posisi donghae. Menggungcang-gungcangkan tubuh kecil itu. Tapi malah membuatnya semakin meringkut memeluk guling dan memendam wajahnya ke bantal.

“eunhyuk. Eunhyuk . . .. .” Ia tak mau menyerah.

“mwo” eunhyuk pun kalah, ia membalikkan badannya dan kini melihat donghae yang bertelanjang dada. Ia sudah melepaskan bajunya karena memang ingin mandi sejak awal. Melihat itu, eunhyuk kembali memunggungi donghae.

“ya eunhyuk.”

“mandi sana, kau sudah membuka bajumu kan. Jika tidak ingin mandi. Cepat pakai bajumu.”

“mwo? . . . . Wah wah wah . . . apa kau tak tahan melihatku yang tak memakai baju?” ia agak tertawa, terlihat begitu senang.

“ih, cepat pakai bajumu.”

“ah, mengaku saja. Tak usah malu.” Ia malah makin cekikikan dan makin mendesak eunhyuk agar melihat lagi ke arahnya.

“hentikan, cepat kau mandi.”

Donghae terus menggoda, berusaha melihat wajah eunhyuk yang menurutnya pasti sedang memerah. Menindih tubuh eunhyuk yang terbaring masih menghadap tembok dan menutupi wajahnya.

“hentikan donghae, pergi kau.”

“tidak mau, kenapa kau selalu membuat aku gemas. Ayo, mengaku. Mengaku. Mengaku, mengaku saja. Katakan kau suka kan?” Terus berusaha membalikkan tubuh eunhyuk.

Ponsel eunhyuk berdering.

“hentikan, aku sesak. Jangan tindih aku. Ponselku berdering.”

Donghae mengambilnya dan langsung membacanya.

“wah, dari sungmin.”

“sungmin?” eunhyuk berusaha mengambil ponselnya tapi dongahae malah membawanya dan kemudian membuka dan membaca pesan itu.

“bawakan aku pakaian, lengkap dengan pakaian dalam. Juga sandal. Ke gedung olah raga sekolah, sekarang.” Donghae membacanya. “ pakaian? Untuk apa?”

Padahal mereka baru saja sampai. Dan harus kembali ke sekolah lagi. Di kemasnya barang yang sungmin minta dan di masukkannya ke dalam tas jinjing.

“kau mau ikut?” eunhyuk menanyakan itu pada donghae yang sedang memakai baju.

“ne, aku ikut. Kenapa dengannya? Apa pakaiannya hilang?”

“sudahlah, cepat.” Mendesak donghae.

“tapi ini aneh. Apa mereka belum berbaikan?”

“aku tak tau, sepertinya kyu hyun begitu marah pada sungmin.”

“apa jangan-jangan. Baju sungmin di sembunyikan oleh kyu hyun?”

“ah, kau ngaco. Itu tidak mungkin. Kyu bukan orang seperti itu. Ayolah cepat kita pergi.”

Mereka pun akhirnya pergi.

Sesampainya di sana. Kyu dan sungmin ternyata masih dalam posisi yang tadi. Sadar bahwa ada yang datang mereka melepas pelukannya.

Sungmin buru-buru berdiri dan kemudian kyu juga.

“donghae kau juga kemari?”

“iya, aku ikut mengantar.”

Tas jinjing yang berisi pakaian masih di tangan eunhyuk. Matanya melihat ke arah pakaian seragam yang tersebar terbuka di undakan sana, celana, baju dan yang lainnya. Agar cepat kering tujuannya. Mata eunhyuk agak tertuju ke pakaian dalam yang juga terjemur. Kemudian ia melihat ke arah kyu hyun yang hanya memakai handuk. Di lihatnya dari mulai rambut yang masih basah, wajahnya, badannya dan berhenti di bagian handuk yang menutupi bagain bawahnya. Matanya melihat tak berkedip. Ia malah mengencangkan cengkramannya ke tali tas jijing yang tengah ia pegang sekarang. Sungmin memanggilnya, meminta tas jinjing itu. Tapi sepertinya eunhyuk tak mendengar. Masih begitu terpesona rupanya. Wah wah wah, apa yang kau pikirkan eunhyuk.

“kya . . eunhyuk . . apa yang kau lihat.”

 Sungmin berteriak dan menarik paksa tas jinjing itu.

“mwo?” wajahnya agak memerah dan terlihat salting.

“apa yang kau lihat, aku tak suka kau melihat kyu dengan pandangan seperti itu!” sentaknya. Sungmin sungguh cemburu ternyata.

Belum sempat eunhyuk berkilah langsung di tikam oleh donghae.

“ya, lee hyuk jae. Kau melihatnya begitu suka. Sedangkan langsung memalingakn wajah saat melihat tubuhku?”

“a ..annny .yy . any . .aku”

“aku apa?”

Kyu hyun hanya berdiri melihat pertengkaran itu.

“kk kyuu . .” saat melihat ke arah kyu, eunhyuk kembali terpana. Donghae pun langsung memukul kepalanya dan sungmin langsung menyerahkan jinjingan itu ke kyu hyun dengan tepat ke bagain dadanya. Sangat keras. Kyu pun kaget.

“mwo . .?”

“kau ini, jangan jangan kau juga suka eunhyuk melihatmu dengan pandangan seperti itu?” sungmin kini berbalik memarahi kyu hyun, yang tak tau apa-apa.

“ mwo??”

“sudah cepat kau pakai baju mu.”

“mwo?” wah, kyu hyun error.

“CEPAT SEKARANG . .”

Tanpa banyak tanya lagi kyu hyun langsung berlari keruang ganti. Tak habis pikir dengan sikap sungmin yang marah hanya karena hal itu. Kyu menengok mereka. Eunhyuk kini telah menjadi bulan-bulan mereka berdua. Lagi pula kenapa ia harus melihat kyu hyun sampai segitunya. Membuat orang curiga saja.

Malam indah yang panjang. Baru saja tenggelam dan kini timbul masalah yang baru. Masalah yang sungguh tak masuk akal. Bukan hanya multumu harimaumu. Namun, matamu, pandanganmu malapetakamu eunhyuk.

End

                                                                                                                                                           

Akhirnya selese juga. Hampir jam 3 pagi nih. Ngantuk. Maaf kalo enddingnya agak kurang ngena. Terimakasih buat semuanya. . . .^^

07
Oct
12

couple?

Author        : gaiddis

Judul        : take amiss I (couple ?)
Kategori    : ( NC 17, yadong/yaoi) 2shoot.
Cast        : Sung min
    Kyu hyun
    Donghae
    Eunhyuk

Hallo, hai. Annyoung . . . . . chonun gaiddis imnida. Ini ff pertamaku yang ku kirim ke koreannc. Pengennya sih bikin yadong yaori, tapi kayanya gak begitu hot deh. Maklumlah, aku masih awam. Hehehehe . . .. . buat nulis hal kaya gini. Mau bikin ff yang biasa aku baca, yang banyak aksi “itu” aku tak bisa. Abis. Imajinasiku belum sampai, kalo raga jangan pernah sampai. Nanti, belum waktunya. Ggkkk gggkkk gggkk. Oh ya maaf juga kalo ada typo. Di tunggu kritik dan sarannya, biar aku yang belum tau apa-apa ini jadi lebih tau. ^^ . Ya udah happy reading. Semangat . . . . semangat . . . . . semangat nge-yadong. #plakkkk.
                                                    

Gedung olah raga masih harus beraktifitas malam ini. Gedung yang cukup luas dengan 2 kolam renang yang cukup besar dan kolam yang dua bagian. Terdapat tempat duduk di bagian sisinya. Berundak-undak dan memanjang. Hanya ada 3 undakan.

Ia tengah asik berenang dan menyembul kesana kemari. Entah renang gaya apa, sesukanya dan seenaknya. Lampu yang tak menyala membuat ia tak begitu terlihat hanya gerak dan deburan air. Suara riaknya terdengar jelas. Seperti biasa ia lebih suka berenang pada malam hari. Dan setia di temani oleh siapa lagi jika bukan namjachingu nya, Kyu hyun. Yang sedari tadi hanya asik berkutat bermain dengan pspnya tanpa ada niatan untuk memperhatikan Sungmin yang berenang. Sungmin berhenti dan kini berdiri dekat bibir kolam. Menyeka wajanya dari air. Ia menyiratkan air ke arah Kyu hyun. Yang membuat namja itu berteriak dan langsung mendekap pspnya agar tak terkena cipratan air.

“kya, hentikan. Kau bisa membuatnya basah.” Ucapnya ketus sembari memastikan pspnya tak terjamah sedikitpun oleh air.

Sungmin memanyunkan bibirnya, cemberut kesal karena ia merasa di abaikan. Makin gencarlah ia menyiratkan air. Kyu hyun hanya berusaha menghindar. Namun karena ia duduk di pojok bawah bagian penonton ia pun tersudut dan membuat bajunya basah.

“duduk di sini. Jika tidak aku akan terus menyiratimu dengan air.” Ancam Sungmin. Tanpa berkata apapun ia lansung duduk di tepian kolam. Dengan kaki masuk kedalamnya. Ya karena ia mengenakan celana pendek selutut jadi tak membasahi celananya, walaupun ia menceburkan kakinya.

“sudah bukan.” Ucapnya kesal dan langsung memainkan pspnya lagi. Tapi tak masalah bagi Sungmin. Paling tidak ia menuruti apa katanya.

Kembali ia berenang. Dan tiba-tiba menyembulkan diri tepat di depan Kyu hyun yang membuatnya terkejut dan hampir saja menjatuhkan pspnya. Untung saja ia memegangnya dengan erat.

Sungmin pun memutuskan untuk naik dan langsung duduk di sebelah kyu hyun sembari menggerak-gerakkan kakinya memainkan air. Di tatapnya namja yang masih saja asik bercumbu dengan pspnya. Yang sungguh membuat Sungmin cemburu.

“aku rela menjadi psp, yang selalu mendapatkan perhatian darimu.”

Perkataan itu tak mampu membuatnya menolehkan wajah walau hanya satu derajat. Di peluknya tubuh Kyu hyun yang membuat bajunya menjadi basah.

“kya lepaskan aku.” Rontanya, berusaha untuk terlepas.

“aku kedinginan, hangat kan aku.”

“itu ada handuk, cepat pakai handukmu jika kau kedinginan.”

Padahal Sungmin sudah berusaha untuk memancingnya tapi masih saja ia bersikap dingin. Kyu hyun pun menoleh ke arahnya. Matanya kini agak membulat. Melihat tubuh Sungmin yang sexy. Hanya memakai celana pendek ketat yang tak mampu menutupi paha putihnya. Sisa air yang masih bercucuran semakin membuat ia benar-benar siap untuk di santap (?)

Mereka hanya saling melihat. Kecupan kecil mendarat di bibir manis Kyu hyun, namun yang di sambar hanya diam tak membalas. Jelas saja ia menjadi benar-benar kesal sekarang. Di lumatnya bagian bawah bibir Kyu hyun, tapi namja manis dan menyebalkan ini tetap tidak merespon. Di ciumnya leher Kyu hyun yang memaksanya untuk mendongakkan wajahnya memberikan ruang agar ia bisa mencumbu lehernya dengan leluasa.

Kyu hyun mendorong tubuh Sungmin.

“kya, kau ke sini untuk berenang?”  jawab Kyu hyun yang sepertinya tidak terlalu suka di perlakukan seperti itu.

Mendapatkan reaksi seperti itu, Sungmin pun hanya bisa diam. Tak menyangka ia akan menolak dengan sentakan yang keras. Pelukan yang tadi melingkar di tubuhnya ia lepaskan, yang menyisakan basah dibeberapa bagian.

“baju ku jadi basah kan?” ia memeriksa semua bagian bajunya yang kini benar-benar basah.
“mianhae  . . . “

Ia memang memaksa Kyu hyun untuk menemaninya malam ini. Kyu yang selalu dengan senang hati menawarkan diri, tapi harus di bujuk bahkan di paksa agar ia mau menemani Sungmin berenang.
Suasana terasa hening untuk beberapa saat. Sungmin hanya terduduk menggerakkan kakinya memandang air yang bergerak mengombak ke arahnya. Tak berani menoleh. Takut membuat Kyu hyun semakin marah. Ingin meneruskan berenang, tapi ia sudah tak ingin.

Kyu hyun tersenyum. Dan mencium pipi Sungmin yang terasa dingin. Hal itu mengagetkanya dan menatap wajah namja di sebelahnya dengan mata penuh tanya dan wajah yang merona. Terpancar wajah bingung.

“jangan setegang itu, apa aku menakutimu?” wajahnya masih tersenyum.

“ne . .” jawanya begitu pelan.

Kyu hyun lalu tertawa. Tawanya renyah. Tanpa interupsi yang jelas. Sungmin pun langsung menyerangnya, kini ia berada tepat di pangkuan Kyu hyun. Dengan kaki tertekuk kebelakang dan menjepit pingg ang Kyu hyun. Posisi Kyu masih duduk dengan tangan yang menumpu badannya. Lengan satunya memeluk tubuh Sungmin yang terasa begitu dingin. Mengeratkan pelukannya berusaha memberikan kehangatan meski hanya sedikit.

Ciuman yang awalnya lembut  berubah ganas, karena Sungmin lebih menekan bibir Kyu hyun. Sang empunya bibir nan merah itu pun membalas. Saling melumat tapi tak memberi celah pada Sungmin untuk memasukkan lidah ke dalam mulutnya.

“bibirmu dingin.” Ucap Kyu hyun saat mereka sama-sama melepaskan ciumannya. Sungmin yang sejak tadi duduk di atas paha Kyu membuat ia bisa memonopoli Kyu sesukanya. Kyu hanya menerima apapun yang akan di lakukan Sungmin. Sungmin kebali menciumya. Tapi Kyu membalas jauh lebih ganas. Menggigit bibir Sungmin, dadanya bersedir hangat. Tangan Sungmin masuk ke dalam kaus kyu hyun. Menyentuh perutnya merabanya yang membuat Kyu mencium semakin menjadi. Tangan kanan Kyu tak lagi menumpu tubuhnya, dengan begitu tangannya bisa dengan mudah menyelusuri dada bidang Sungmin. Sungmin langsung mengerang. Suhu tubuhnya seketika langsung menghangat. Di kecupnya, di jilatnya leher putih bersih milik Sungmin. Dan saat ia ingin memberikan kissmark padanya. Tangan Sungmin langsung meraih pipi Kyu hyun dan menjauhkannya dari leher putihnya. Memaksanya untuk melihat wajah namja imut itu.

“weo?” tanya Kyu hyun agak sedikit kesal, karena ia menghentikannya.

“jangan membuat tanda merah padaku. Aku ini harus berenang. Aku tak mau semua orang melihatku berenang bertelanjang dada dan terlihat tanda kissmark di leherku,.” Jelasnya dengan penuh kejelasan.

Kyu hanya tersenyum, ucapan Sungmin bukannya membuat ia berhenti malah bermaksud untuk melakukannya lagi. Kembali mencium Sungmin melumat habis dan beralih ke lehernya, turun ke dada bidangnya. Tapi sekali lagi, Sungmin mendorongnya.

“kya, sudah kubilang jangan. Tubuhku juga tidak”

“arasso arasso , kalo begitu berikan tanda merah padaku saja.”

Tanpa kau perintahkan Sungmin pasti akan melakukannya.

“ah ., . Sung . ahh. . .umh. minnn . . .” Kyu hyun berkata tak karuan. Ia terlihat sangat menikmatinya.
Psp tak lagi bertuan ia tergelatak di samping dan kesepian. Menjadi saksi bisu ke mesraan mereka berdua. Bukan hanya psp, tapi semua yang ada di dalam gedung. Tangan Kyu hyun terlalu sibuk untuk terus meremas bokong Sungmin dan memainkan putingnya. Karena semakin enak, Sungming menggerakkan kakinya. Yang kemudian menyenggol dan . . . .

Plung . .

blup

blup

blup.

Dengan sempurna dan sangat erotis, psp kyu hyun terjatuh ke dalam air, menyelam, meliuk dan bergerak lalu terbaring tenang di dasar kolam.

Hal itu, Seketika mampu menghentikan aksi mereka. Kyu hyun melihat pspnya yang tak ada lagi di sisinya. Sadar bahwa benda itu jatuh ke kolam. Dengan tanpa perasaan Kyu mendorong tubuh Sungmin, yang langsung tercebur ke kolam dengan posisi punggung menampar permukaan air terlebih dahulu. Ia gelagapan dan langsung berdiri. Dan Kyu hyun langsung masuk ke dalam kolam mengambil pspnya yang bercinta jauh lebih dalam dengan air kolam, air memasuki semua celah yang ada dalam benda elektronik itu. Layarnya  berwarna hitam. Tak menyala saat di tekan tombolnya. Di periksanya dengan teliti dan saat ia menggoyangkanya, air keluar dari dalamnya dengan tenang. Sesukanya menghilangkan kehidupan benda yang sangat di sayanginya. Ia melihat nanar. Begitu juga dengan Sungmin. Ia hanya bisa melongo atas ke tak sengajaannya.

“K Ky . .kyu . . . “ ia berkata pelan. Tapi Kyu masih saja tak percaya akan apa yang terjadi. Di usapnya psp dengan bajunya yang kini juga basah. Tapi tak memberikan efek apapun.

Ia diam. Raut wajahnya keras. Melihat ke arah Sungmin. Melihat psp. Sungmin berjalan mundur. Dan Kyu makin mendekatinya. Melangkah di dalam air tak semudah melangkah di daratan. Langkah yang tertahan karena beratnya tekanan air.

“KYA, LEE SUNG MIN.” ia berteriak.

“mi miaane Kyu, aa . aku tak sengaja.”

“KEMARI KAU. KAU TELAH MEMBUNUHNYA.”

Mereka saling mengejar. Makin ke tengah dan Sungmin menghindar dengan berenang. Namun sayang karena Kyu tak bisa berenang ia hanya berjalan menyusuri air. Tapi Sungmin sudah tak terlihat karena menyelam dan bersembunyi.

“KELUAR KAU, CEPAT TIMBUL KE PERMUKAANNN . . . . . . ..” Sepertinya Kyu kini benar-benar geram. Ia terus melangkah dan tanpa sadar terperosok ke dalam bagian kolam yang lebih dalam. Ia langsung mulus tertelan air kolam. Bergerak sebisanya. Menyembul dan tenggelam kembali.

“Sung  umhh . . emmin . ..”  ia memanggil tak karuan karena air yang terus masuk ke dalam mulutnya.
Tapi belum sempat ia tenggelam dalam. Tubuh yang jauh lebih mungil darinya lansung membawanya ke tepian. Mengangkatknya ke atas dan membantunya untuk mengatur nafas terbatuk karena menelan air cukup banyak.

“kau tidak apa-apa Kyu.” Tanyanya penuh rasa khawatir.

Ia hanya terbatuk tanpa membalas. Sungmin mencium Kyu, dan langsung di tolak olehnya.

“apa yang kau lakukan?” Nafasnya masih tersengal dan sesekali terbatuk.

“aku pikir aku harus memberimu nafas buatan.” Jawabnya tak masuk akal.

“aku sadar, tak perlu nafas buatan. Babo.” Masih sempat-sempatnya ia mengomel. Padahal hampir saja ia kehilangan ke sadaran.

Dalam sela-sela mengatur nafasnya, ia kembali melihat pspnya. Menggenggamnya lebih erat, berjalan dan meninggalkan Sungmin tanpa mengatakan apapun.

Sungmin berusaha untuk mengejarnya. Tapi percuma, jika Kyu hyun benar semarah itu. Lebih baik jangan mendekatinya dulu.

Peristiwa itu nampaknya membuat hubungan mereka renggang. Setiap kali Sungmin menghampirinya dan berusaha untuk meminta maaf Kyu langsung pergi menghindar. Hal ini membuat keseharian kedua nya menjadi tak karuan.

Suasana kelas sepi, hanya ada beberapa anak yang  berkutat dengan aktifitasnya masing-masing. Kemudian semakin sepi, hanya Kyu dan 2 orang siswa lainnya. Kyu hanya duduk sendiri. Entah Sungmin ada di mana. Sedangkan dua sejoli yang membuat orang ingin muntah ini malah tak peduli dan terus bergurau.

“kau ini, jangan begitu.” Tertawa cekikikan dan kemudian melihat laptopnya dan terus seperti itu. Sebenarnya apa yang mereka lakukan. Ke dua manusia anal itu. Berbagi earphone dan kembali tertawa tak jelas. Tertawa dan bercanda. Suara mereka cukup memenuhi seluruh ruang kelas, tak menyisakan sedikitpun untuk sebuah ketenangan. Kyu berusaha sabar, namun lama-lama tak tahan melihat itu, dan benar-benar merasa terganggu.

“kya, biasakah kalian tenang sedikit. Siggeureo . . .” bentaknya kesal.

beberapa hari ini temperamennya sangat buruk, mudah marah dan sangat sensitif.

Mereka hanya melihat dan kemudian berhenti tertawa.

Melihat Kyu hanya diam tanpa pendampingnya baik psp atau namjachingunya, sedikit mengambil perhatian bagi mereka.

“di mana mereka?”

Tanya Eunhyuk dengan penasaran.

“apanya?” jawab Kyu tanpa menoleh.

“psp dan namja cingumu.”

Mendengar dua benda itu membuat rasa kesalnya muncul lagi. Eh, Sungmin manusia.

“apa urusanmu, urus saja urusanmu sendiri.”

Berdiri menggebrak meja dan pergi meninggalkan kelas. Mereka berdua hanya melongo. Sikap Kyu sangat menakutkan. Mereka saling memeluk karena kaget.

“ya sudah, ayo kita kembali menonton.” Eunhyuk berkata untuk mengembalikan suasana dan berusaha melepaskan pelukan Donghae yang sedikit terasa kencang. Tapi Donghae malah benar-benar mengeratkan pelukannya. Melihat ke arah Eunhyuk dengan pupyeyesnya. Sontak membuat Eunhyuk menelan ludah. Merinding melihat tatapan manis yang sangat mencurigakan itu.

“Hae ya . . .” ia berusaha untuk melepaskannya. Tapi senyum manis sang empunya tangan malah tersanding jauh lebih  nakal.

“jangan hanya menonton, ayo.” Seraya tangannya mencolek pinggul Eunhyuk, yang membuatnya menjingkut  kegelian.

‘mati aku, aku harus kabur. Bisa dilumat habis aku nanti.’ Pekiknya dalam hati.

“hhehheh . . . kita nonton saja dulu. Pe pelajari dengan baik.” Alisnya bertaut, menggigit bibirnya sendiri yang sekarang rasa ngeri menjalar ke seluruh tubuhnya.

“jangan menggigit bibirmu begitu. Sini, aku saja.” Donghae meyentuh bibir manis Eunhyuk dengan pelan.

Kemudian menggerakkan jarinya dari bibir manis Eunhyuk menyusuri dagu manisnya, sentuhan pelan yang membuat Eunhyuk semakin menelan ludah. Tanganya kini menyentuh leher Eunhyuk membelainya.
Sentuhan ringan merayap lantang ke tenggkuknya. Dan menghembuskan nafas ke telinganya. Membuat Eunhyuk kegelian.

“aa a..an  dd.  Dhweee ..yyyo. . .ooo . . .”

Ia tersenyum menyeringai. Baru di sentuh seperti itu saja sudah membuat Eunhyuk berkata terbata-bata. Bagaimana jika lebih.

“kau, membuat aku gemas Hyukie.” Bisiknya pelan mendesah di telinganya dan menghembuskan nafasnya lagi. Eunhyuk tak karaun. Tangan Donghae meraba bagian dada Eunhyuk, terasa degupan kencang di dalamnya. Sangat kencang dan tak beraturan.

*

Mereka tak lagi bertegur sapa, lebih tepatnya Kyu tak menghiraukan sapaan dari Sungmin sama sekali. Di tambah Sungmin jarang masuk kelas. Karena memang harus terus berlatih menjelang kejuaraan.

Ia berlatih dengan peserta lainnya, perwakilan dari sekolahnya. Peluit menjadi aba-aba dan komandonya. Menjejak tembok kolam berenang mengayuh kakinya dengan gaya bebas. Dan menendang sisi tembok di sisi seberangnya jika sudah sampai. Semua orang datang menyemangati. Di liriknya bangku penonton. Di edarkan pandangannya mencari sosok itu. Tapi sepertinya ia tak datang. Semakin mendekati hari h, ia pun sulit untuk bertemu Kyu. Di tambah lagi Kyu yang akan selalu menghindar jika berpapasan. Bahkan langsung pergi menjauh saat ia melihat Sungmin, yang bahkan Sungmin belum melihatnya.

“okeh, kita latihan sekali lagi. Setalah itu selesai.” Perintah sang pelatih dan langsung di lakukan oleh mereka.

Dari pintu masuk gedung area kolam, ternyata Kyu berdiri. Melihat dan memperhatikan Sungmin yang ia diamkan beberapa hari ini. Sebenarnya ia sudah bisa memaafkan Sungmin. Toh ia tak sengaja melakukannya. Meskipun ia benar-benar sakit. Karena mendapatkan psp itu tidaklah mudah, ia mendapatkannya dengan penuh perjuangan. Menyisihkan uang saku untuk tidak membeli makan di cafetaria sekolah dan membuatnya membawa bekal makanan. Bekal makanan yang bagi sebagian anak itu sangat mengerikan. Tapi ia tak peduli. Terkadang ada beberapa anak yang menyindirnya, namun ia sangat beruntung karena masih ada Sungmin yang setia membelanya dan malah ikut-ikutan membawa bekal dari rumah. Bukan hanya Sungmin, dua sejoli yang luar biasa mengesalkan juga sama. Meskipun mereka sesekali terlihat menjijikan. Mereka sangatlah care. Yaitu dengan ikut membantu Kyu hyun dan Sungmin untuk menghabiskan bekal makanan mereka. Itu bukan membantu, tapi mengganggu.
Jangan di tanya mengapa Kyu hyun sampai segitunya. Karena harga psp itu selangit. Untuk membeli minuman bersoda saja ia urung kan. Lebih memilih menabung ke timbang menyejukkan kerongkongannya yang kering. Wah, mengerikan.

Lagi-lagi Kyu tak bisa di dekati. Sungmin menunggu di balkon sekolah. Di mana mereka biasa menikmati waktu istirahat bersama. Kakinya terus ia katuk-katukkan ke lantai. Tangannya ia masukkan ke dalam saku celama. Tubuhnya menyender pada diding tembok, sesekali menengok ke pintu namun belum juga terlihat sosok Kyu hyun. Menghembuskan nafasnya pelan dan penuh dengan kegusaran. Di kembungkannya pipi putih nan manis itu. Dan mengempeskannya lagi.

“Kyu, kau di mana?”

Dari jendela berbatas 4, Kyu  ternyata sedang memperhatikannya. Memperhatikan dengan seksama, ia tau. Bahwa Sungmin tengah menunggunya. Tapi Kyu tak berkeinginan untuk menemuinya. Sungmin ternyata melihat Kyu hyun, ia mengejar tapi Kyu malah berjalan pergi saat Sungmin mengetahui keberadaannya. Berjalan cepat dan terkejar. Di pegangnya erat pergelangan tangan Kyu. Ia pun tak terkesan untuk melepaskannya.

“aku minta maaf,”

Kyu sama sekali tak melihatnya, meskipun ia mendengarkannya. Membuang muka, berwajah dingin dan tak peduli.

“maaf, psp mu rusak. Tapi sungguh aku tak sengaja.”

Di gungcangnya kini tangan Kyu. Tapi ia tak bergeming. Membuat Sungmin kesal tapi makin merasa bersalah karena ia sadar kesalahannya.

“Kyu, lihat aku. Begitu berhargakah psp itu.?” Sungmin tanpa sadar bertanya seperti itu. Pertanyaan yang sangat tidak enak untuk di dengar. Karena terlalu ingin Kyu menghiraukannya. Tanpa sadar ia melontarkannya.

Benar, Kalimat itu mampu membuat Kyu hyun  melihat ke arahnya. Terlihat raut tak suka dengan kalimat yang di ucapkan Sungmin.

“kau, tau. Bagaimana aku mendapatkannya. Kau tau itu. Kau yang lebih tau tentang itu bukan?.”

“maaf Kyu. Aku tak bermaksud mengatakan itu. Tolong maafkanlah aku Kyu.”

“Sungmin, aku benci padamu.”

Kalimat singkat, padat, jelas dan mengoyak hati Sungmin. Di tambah tatapan tajam yang menusuk. Membuat Sungmin lemas dan melepaskan genggamannya. Bibirnya mengatup, rapat. Bergetar dan menahan tangis. Kyu berjalan melewatinya.

“Kyu, lusa aku mulai mengikuti kejuaraan. Aku ingin kau bisa melihatku. Menyemangatiku”

Kyu tetap berjalan namun langkahnya sedikit lebih pelan. Karena bagaimanapun juga ia tetap mendengarkan apapun yang di katakan Sungmin. Meskipun dari gerak-geriknya terkesan tak peduli.

“aku akan memenangkannya, itu untukmu. Aku janji . . . .” ia beusaha berkata dengan nada normal, tak terdengar seperti menangis. Meskipun butiran bening itu terus mengalir begitu deras. Kalimat itu pun mampu mebuat Kyu berhenti sejenak dan kembali berlalu.

Kyu tak terlihat, dan tangisnya tak lagi bisa ia tahan. Menangis dan menangis. Menepuk-nepuk dadanya keras dan kini terasa sakit.

“bodohnya aku, memintanya untuk datang dan menyemangatiku. Sekarang saja ia masih begitu marah padaku. Kyu ,,,,, aku minta maaf. Kyu maafkan aku”

Suara isaknya menyatu dengan deru angin musim semi, kering dan parau.

To be continue . . . .